Pemberdayaan Masyarakat Desa
Oleh Mohammad Ali Andrias.,S.IP.,M.Si
Pendekatan
Pertumbuhan dan Pemerataan Menuju Pembangunan Manusia
Dinamika sosial mempunyai
makna yang strategis dalam proses pembangunan sesuai dengan era globalisasi dan
arus informasi yang semakin deras dalam puncak keunggulan budaya.
Dikatakan bermakna strategis
dikarenakan dinamika sosial mempunyai interelasi, interdependensi, dan korelasi
yang erat dengan perkembangan budaya, pertumbuhan ekonomi, serta pembinaan
politik yang bersifat integral komprehensif dalam rangka meningkatkan kualitas
hidup manusia dan kesejahteraan masyarakat.
Pembangunan pada hakikatnya
adalah perubahan yang terencana dari suatu situasi ke situasi lainnya yang
dinilai lebih baik (Ktaz dalam Moeljarto, 1987). Konsep pembangunan mempunyai
kaitan erat dengan nilai, strategi, dan indikator yang sekaligus menjadi domain
setiap negara berkembang. Dalam konsep pembangunan terdapat interpetasi yang
secara diametric bertentangan satu sama lain, mulai dari perbedaan perpektif
ontologi dan epistemology pada tingkat filsafat sampai pada tingkat empiric.
Paradigma pertumbuhan sosial ekonomi ditinjau dari konsep pembangunan ‘growth paradigm’ menimbulkan kelompok negara maju dan
berkembang. Untuk mengejar ketertinggalan sosial ekonominya, negara-negara
berkembang menerapkan konsep paradigma pertumbuhan (growth paradigma) yang
ditandai oleh meningkatkan pertumbuhan pendapatan nasional (gross national
product). Peningkatan GNP ternyata tidak menjamin adanya pemerataan distribusi
pendapatan nasional dan harapan ‘trickle
down effect’.
Bahkan belum bisa mengatasi
masalah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan. Mengingat paradigma pertumbuhan
telah menimbulkan ketimpangan yang lebih besar, maka diterapkan alternative
lain, yakni konsep pembangunan dengan paradigma pertumbuhan dan pemerataan.
Hasil konsep yang disebut belakangan termanifestasikan dalam perbaikan sosial
ekonomi masyarakat, meskipun dikhawatirkan terjadi eksploitasi terhadap SDA
yang mengancam kelangsungan pembangunan berkelanjutan yang didukung oleh
pendekatan konsep pembangunan manusia (human
development).
Kegagalan orientasi
pembangunan yang berparadigma pada pertumbuhan dan pemerataan, selain karena
lebih menekankan pendekatan ‘human
development’ juga karena lebih menekankan model pembangunan kebutuhan dasar
manusia (basic needs strategy).
Kebutuhan dasar manusia mempunyai tingkatan berupa kebutuhan fisiologis, rasa
aman, hubungan sosial, harga diri dan katualisasi diri (Abraham Maslow, 1954).
Menurut Streeten (dalam
Supriatna, 1997), mengatakan bahwa terjadinya perbedaan dalam menentukan
kebutuhan dasar setiap negara, pada hakikatnya berdasarkan pada pendekatan tiga
tujuan pokok yaitu :
1. Terpenuhinya kebutuhan minimum keluarga
untuk konsumsi, pangan, papan dan sandang
2. Peningkatan akses masyarakat terhadap
pelayanan publik
3. meningkatnya partisipasi masyarakat dalam
formulasi dan implementasi program atau kebijaksanaan yang menyangkut diri
masyarakat.
2. Pendekatan Pendidikan
Peningkatan Kualitas SDM
Salah satu ciri utama negara
berkembang adalah komitmen dan konsistensi mereka terhadap pembangunan
nasional. Pembangunan nasional pada prinsipnya merupakan perubahan sosial yang
besar dari satu situasi dan situasi lain yang lebih bernilai. Perubahan sosial
yang terjadi dalam system sosial harus memenuhi persyaratan fungsional yaitu :
1. Adaptation
2. Goal attainment
3. Integration
4. Latent maintenance (pemeliharaan pola)
Sistem sosial budaya menurut
komponennya dapat membentuk keluarga, ekonomi, pemerintahan, agama, pendidikan
dan kelas atau lapisan masyarakat. Komponen-komponen tersebut dapat dipengaruhi
oleh :
1. Ekologi, tempat dan geografi dimana
masyarakat berada
2. Demografi menyangkut populasi, susunan
penduduk dan cirri-cirinya
3. Kebudayaan, menyangkut nilai-nilai
sosial, system kepercayaan dan norma-norma dalam masyarakat
4. Kepribadian meliputi sikap mental,
semangat temperamen dan cirri-ciri psikologis masyarakat
5. Waktu, sejarah dan latar belakang masa
lampau masyarakat tersebut (Slamet Margono, 1985)
Perubahan sosial acap relevan
dengan perubahan ekonomi, politik dan kebudayaan, termasuk di dalamnya ileum
pengatahuan dan teknologi melalui proses pendidikan secara timbale balik.
Pendidikan dapat mempercepat proses perubahan dalam bidang teknologi, sosial.
Ekonomi, politik dan budaya.
Fungsi, peran dan kedudukan
pendidikan dalam proses transformasi sosial dalam rangka modernisasi melalui
berbagai program pembanunan sosial, terutama peningkatan kualitas manusia
sebagai makhluk sosial sangat startegis dan menyeluruh.
Modernisasi yang menimbulkan
perubahan sosial tidak akan ber;angsung tanpa didukung oleh SDM terdidik dan
berkualitas.
Skema
: Pendidikan dan Teknologi dalam Perubahan Sosial
Sasaran
Perubahan SDM sebagai Individu dan Masyarakat
Pendekatan
yang ditempuh kepada khalayak sasaran dalam proses perubahan sosial perlu
diperhatikan.
1. Sasaran perubahan sosial sumber daya
manusia sebagai individu dapat dilakukan dengan model perubahan individu (change man strategy) atau pendekatan
perubahan mandiri (self help approach).
Model pendekatan tersebut beraneka ragam sesuai dengan penekanannya, antara
lain :
a. Model perubahan kebiasaan individu
menurut Goodenough (1970). Perubahan ini menekankan pada kerja sama dengan agen
perubahan dengan warga masyarakat agar terjadi perubahan kebiasaan, sehingga
dapat merubah lingkungan masyarakat.
b. Model perubahan tingkah laku (behavior) menurut Kuenkuel (19470.
perubahan ini menekankan pada terciptanya proses belajar mengajar yang
dilaksanakan pemerintah/pendidik/penyuluh/fasilitator dalam konteks sosial agar
terjadi perubahan tingkah laku individu anggota masyarakat.
c. Model reformasi menurut Neihoff (19460.
model ini beranjak pada gagasan, ide atau rencana yang diperkenankan oleh
pembawa inovasi (innovator) kepada masyarakat, sehingga dari interaksi tersebut
terjadilah integrasi yang baru.
d. Model orientasi proses menurut Batten
(19560, penekanannya pada pentingnya perubahan sikap dan tingkah laku manusia
yang pada gilirannya menggugah partisipasi warga masyarakat untuk melaksanakan
pembaruan.
e. Model pemanfaatan serentak arus
komunikasi jenjang tunggal dan jenjang ganda. Model ini diadaptasikan secara
menyeluruh dalam struktur sosial yang paternalistic dan mengkondisikan tumbuh
berkembangnya kehidupan yang lebih demokratis.
2. Sasaran perubahan sosial SDM dalam
kelompok dan organisasi. Perubahan sosial lewat khalayak sasaran SDM dalam
kelompok dan organisasi berpegang pada prinsip bahwa kehidupan sosial tidak
dapat dilepaskan dari struktur dan fungsi sosial. Prinsip ini, menurut
psikologis sosial berasumsi bahwa manusia cenderung hidup berkelompok,
berorganisasi dan bermasyarakat melalui interaksi dan komunikasi sesuai dengan
kebutuhan hidupnya.
3. Perubahan sosial pada KSM Komunitas
Perubahan
sosial dapat terjadi pada subsistem kepribadian (individu), sosial dan budaya,
sehingga komunitas sebagai unsure dari masyarakat pun akan mengalami perubahan.
Komunitas dalam kaitannya dengan perubahan sosial yang beragam dapat dipandang
dari aspek mikro berupa kampong, marga, desa dan kota kecil. Sementara komunitas dilihat dari
aspek makro dalam rangka perubahan sosial berupa kota besar, provinsi, bangsa dan umat
manusia.
3.
Pembangunan Masyarakat dalam Mengatasi Kemiskinan Pedesaan
Konsep
“The Good Communty and Copetency” ini
mengandung sembilan nilai, yaitu :
1.
Setiap
anggota masyarakat berinteraksi satu sama lain secara aktif berdasarkan
hubungan pribadi dan berkelompok
2.
Komunitas
memiliki otonomi, yaitu kewenangan dan kemampuan mengurus kepentingannya
sendiri secara bertanggungjawab
3.
Komunitas
memiliki valibitas, yaitu kemampuan untuk memcahkan masalah sendiri
4.
Distribusi
kekuasaan dilakukan secara merata, dimana setting setiap orang memiliki
kesempatan yang sama, bebas memilih dan menyatakan kehendaknya
5.
kesempatan
yang luas untuk setiap anggota masyarakat dalam berpartisipasi aktif bagi
kepentingan bersama
6.
keberadaan
komunitas memberi makna penting kepada anggotanya
7.
adanya
heterogenitas dan perbedaaan pendapat
8.
pelayanan
masyarakat ditempatkan sedekat mungkin dan secepat mungkin bagi yang
berkepentingan, dan
9.
Adanya
konflik dan managing konflik
0 komentar:
Posting Komentar