Sabtu, 21 April 2012

Praktik Money Politic Diprediksi Meningkat di Pemilu 2014

Praktik Money Politic Diprediksi Meningkat di Pemilu 2014


sumber Stefanus Yugo Hindarto - Okezone.com


Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) resmi mengesahkan RUU Pemilu yang merupakan perubahan atas UU Pemilu nomor 10 tahun 2008. Salah satu keputusannya, ialah mempertahankan sistem proporsional terbuka.

Dengan sistem ini, pemilih memiliki keleluasaan untuk memilih secara langsung nama calon, sehingga dengan cara seperti itu diharapkan pemilih dapat menentukan sendiri pilihannya sesuai yang diinginkan.

Menurut pengamat Politik Gun Gun Heryanto, sistem proporsional terbuka justru lebih banyak postifnya. Sebab nantinya, sistem ini akan mengikis oligarki partai politik. 

"Ini tamparan buat partai politik, agar bisa melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik," kata Gun-Gun saat berbincang dengan okezone, Jumat (13/4/2012).

Dikatakan Gun-Gun, partai politik tentunya harus bertanggung jawab bila tidak ingin ditinggalkan oleh basis konsituennya. Pasalnya dengan sistem proporsional terbuka, bisa saja kader-kader instan langsung melonjak naik menjadi calon legislatif dari partai. 

"Tapi kalau partai bertanggung jawab dan menjalankan fungsinya dengan baik, kemungkinan tidak akan ditinggalkan konstituen,” katanya.

Di sisi lain, sistem proporsional terbuka, kata Gun Gun memiliki sejumlah kelemahan. Salah satu sisi negatif proporsional terbuka, ialah munculnya praktik money politic. "Konsekuensinya, money politicakan meningkat," katanya.

Selain itu, dengan sistem proporsional terbuka, tentunya orang yang memiliki popularitas tinggi. "Selebritis, tokoh adat, Kyai, dan Pendeta memiliki peluang lebih baik karena faktor popularitas tadi," katanya.

Sistem proporsional terbuka dianggap paling ideal untuk mendapatkan calon terpilih yang lebih akuntabel kepada konstituennya. 

Entri Populer