Selasa, 03 April 2012

Materi Kuliah Pengertian “Sistem” dan “Politik”








Pengertian “Sistem” dan “Politik”
Mohammad Ali Andrias,S.IP.,M.Si









Pengertian Sistem Politik

Mengetahui sistem politik Indonesia maupun sistem politik negara manapun di dunia, maka terlebih dahulu harus mengetahui apa arti sistem dan apa arti politik. Untuk memahami arti apa yang disebut sistem politik, dapat ditempuh dua jalan yakni :
1.         Memahaminya dari sudut kesatuan arti yang bulat dan tak terpisah, yang “tidak dapat ditawar lagi oleh para sarjana dengan verifikasi kemudian.

2.         Memahaminya secara analitik-divergen (dan lalu konvergen) dalam arti terlebih dahulu mengusahakan kejelasan terhadap tiap kata yang membentuk kebulatan arti tadi, walaupun bila dipandang dari sudut kejernihan ilmu, kadang-kadang mengandung bahaya tersimpangkan dari arti yang sebenarnya.
Karena masing-masing cara pendekatan ini tidak cukup tuntas, maka sebaiknya keduanya saling mengisi. Jalan Pertama, ialah dengan cara menyepakati bahwa yang dimaksud dengan sistem politik ialah berbagai macam kegiatan dan proses dari struktur dan fungsi yang bekerja dalam suatu unit atau kesatuan. Kesatuan adalah negara atau masyarakat. Dengan demikian, sebenarnya istilah sistem itu tidaklah “baru”, baik dalam arti isi maupun dalam arti kandungannya. Dengan peristilahan sistem politik dapat diperoleh suatu pandangan baru terhadap segala fenomena politik dalam negara/masyarakat.
Istilah sistem politik menurut Gabriel A. Almond dan G. Bingham Powell, Jr sebagai berikut : penggunaan istilah ini sebagai pengganti istilah “pemerintah”, “bangsa”, atau “negara”-mencerminkan suatu cara baru meninjau fenomena politik. Memang dalam istilah baru itu mengandung beberapa penamaan baru untuk barang lama, dan beberapa sebutan baru menunjuk kepada berbagai aktivitas dan proses sebelumnya tidak diakui sebagai bagian atau aspek politik.
Kita mengenal istilah negara (state), jabatan, institusi, pendapat umum, dan pendidikan kewarganegaraan. Istilah-istilah ini sekarang ini diubah menjadi sistem politik, peran politik, struktur politik, sosialisasi politik, dan budaya politik. Oleh karena itu, batas arti sistem politik menjadi tidak tetap, dan juga dalam beberapa hal bertambah luas.
Jalan kedua, menguraikan atau menjabarkan sedemikian rupa tiap kata yang membentuk istilah sistem politik, sehingga sejauh mungkin dapat diterima umum. Pembahasan dengan cara ini ibarat suatu patokan pendahuluan dalam bentuk suatu definsi. Suatu definisi sebagai titik tolak pembahasan ilmiah, dalam beberapa hal tidak dapat diterima. Namun demikian, suatu pegangan dalam suatu penjelajahan, dalam hal ini penjelajahan tentang sistem politik, dirasakan ada perlunya, paling tidak sebagai pengertian sementara. Mari kita mulai menelaah apa yang dimaksud dengan istilah sistem.
Sistem[1] dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur (elemen). Unsur, komponen, atau bagian yang banyak ini satu sama lain berada dalam keterikatan yang kait mengkait, dan fungsional, juga saling pengaruh-mempengaruhi. Masing-masing kohesif satu sama lain, sehingga ketotalitasan unit terjaga unit eksistensinya. Kemudian ada mengatakan bahwa “sistem” adalah suatu kumpulan pendapat-pendapat, prinsip-prinsip, yang membentuk suatu kesatuan yang berhubung-hubungan satu sama lain.
Dengan demikian, dalam sistem ada tiga unsur :
1.      Faktor-faktor yang dihubungkan
2.      Hubungan yang tidak dipisahkan antara faktor-faktor itu tadi
3.      Karena hubungannya, maka membentuk suatu kesatuan
Sekarang kita telaah makna arti kata “politik”. Kata ini sering diucapkan, akan tetapi sangat sukar untuk dimengerti secara utuh. Asal kata politik ialah : polis (negara kota), yang kemudian berkembang menjadi kota dalam berbagai bahasa antara lain dalam bahasa Inggris, seperti policy, politic, politics, political, politician, yang berasal dari kata tersebut. Politics diberi arti seni dan Ilmu pemerintahan
Dalam buku G.A.Jacobsen dan W.H.Lipman. Ilmu politik adalah ilmu tentang negara, hal ini bertalian dengan :
1.      Hubungan-hubungan antara individu dengan individu satu sama lain, yang diatur oleh negara dengan undang-undang
2.      Hubungan antara individu-individu atau kelompok-kelompok orang-orang dengan negara
3.      Hubungan antara negara dengan negara.
George Simpson menyebutkan ilmu politik bertalian dengan bentuk-bentuk kekuasaan, cara memperoleh kekuasaan, dengan bentuk-bentuk kekuasaan, cara memperoleh kekuasaan, studi tentang lembaga-lembaga kekuasaan, dan perbandingan sistem kekuasaan yang berbeda.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sistem politik bertalian dengan :
1.      Sistem pemerintahan
2.      Sistem kekuasaan untuk mengatur hubungan individu atau kelompok individu satu sama lain atau dengan negara dan antara negara dengan negara.
Namun setelah dianalisa, maka bisa disimpulkan (dikonvergensikan) bahwa “sistem politik” tak lain ialah mekanisme seperangkat fungsi atau peranan dalam struktur politik dalam hubungannya satu sama lain yang menunjukkan proses yang langgeng. Proses dimaksud mengandung dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa mendatang).

Kemudian, secara harfiah George Simpson bahwa sistem politik ialah kumpulan pendapat-pendapat, prinsip-prinsip, dan lain lain yang membentuk suatu kesatuan yang berhubung-hubungan satu sama lain untuk mengatur pemerintahan, serta melaksanakan dan mempertahankan kekuasaan dengan cara mengatur hubungan antara individu atau kelompok-individu satu sama lain, atau dengan negara dan hubungan negara dengan negara.

Gabriel A.Almond : sistem politik pada hakekatnya melaksanakan fungsi-fungsi mempertahankan kesatuan masyarakat, menyesuaikan dan merubah unsur pertautan hubungan, agama dan sistem ekonomi, melindungi kesatuan sistem politik dan ancaman-ancaman dari luar atau mengembangkannya terhadap masyarakat lain atau menyerangnya.
David Easton : mengajukan suatu definisi yang terdiri dari tiga unsure :
1.      Sistem politik menetapkan nilai (dengan cara kebijaksanaan)
2.      Penetapannya bersifat paksaan atau dengan kewenangan
3.      Penetapan yang bersifat paksaan itu tadi tadi mengikat masyarakat secara keseluruhan
Apabila dilihat baik dari pengertian secara etimologis, seperti dalam uraian di atas baik Almond dan Easton, maka dalam sistem politik menunjukkan adanya unsur atau faktor :
1.      Fungsi integrasi dan adaptasi terhadap masyarakat baik ke dalam maupun ke luar
2.      Penetapan nilai dalam masyarakat berdasarkan kewenangan
3.      Penggunaan kewenangan/kekuasaan baik secara sah ataupun tidak sah
Kehidupan politik masyarakat tidak dapat dipisahkan, mempunyai pertautan-hubungan yang erat dengan masyarakat itu sendiri, mengingat kehidupan politik masyarakat tidak akan ada kalau masyarakat sendiri tidak ada. Dan dengan sendirinya kehidupan politik masyarakat mempunyai pertautan gubungan dengan kehidupan politik pemerintah, demikian pula sebaliknya.

Ciri-Ciri Umum Sistem Politik

Almond dalam buku The Politics of Developing Areas, mengatakan ada empat ciri sistem politik :
1.      Semua sistem politik termasuk yang paling sederhana mempunyai kebudayaan politik. Dalam pengertian bahwa masyarakat yang paling sederhanapun mempunyai tipe struktur politik yang kompleks. Tipe-tipe tersebut dapat diperbandingkan satu sama lain, sesuai dengan tingkatan dan bentuk pembidangan kerja yang teratur.
2.      Semua sistem politik menjalankan fungsi-fungsi yang sama, walaupun tingkatannya berbeda-beda yang ditimbulkan, karena perbedaan struktur. Hal ini dapat diperbandingkan yakni dengan bagaimana fungsi-fungsi itu tadi sering dilaksanakan atau tidak dan bagaimana gaya pelaksanaannya.
3.      Semua struktur politik biar bagaimanapun juga dispesialisasikan baik pada masyarakat yang primitive, maupun masyarakat modern melaksanakan banyak fungsi. Oleh karena itu, sistem politik dapat membandingkannya sesuai dengan tingkatan kekhususan tugas.
4.      Semua sistem politik adalah sistem campuran dalam pengertian kebudayaan. Secara rasional tidak ada struktur dan kebudayaan yang semuanya modern atau primitive (homogen). Semuanya adalah campuran antara unsur modern dan tradisional.
Timbulnya pertanyaan mana dahulu yang lahir, kehidupan politik masyarakat atau kehidupan politik pemerintah?
Apabila menggunakan approach (pendekatan) sosiologis, maka yang terlebih dulu lahir adalah kehidupan politik masyarakat, mengingat masyarakat dahulu yang ada, baru kemudian negara. Sedangkan kalai menggunakan approach politik, maka kehidupan politik pemerintah dahulu yang ada, baru kemudian kehidupan politik masyarakat.


[1] Istilah “SISTEM” sebenarnya diambil secara analogi dari bahasa ilmu alam dan Biologi seperti, Sistem Peredaran Darah, Sistem Tatasurya, Sistem Saraf. Ketiga pemakaian ini kiranya memberikan gambaran yang sederhana, akan keterikatan unsur-unsur dalam suatu kesatuan, fungsinya dalam kesatuan, dan hubungannya satu sama lain.

0 komentar:

Entri Populer