Pemilukada Bebas Money Politic, Mungkinkah?
OKEZONE.COM
M Budi Santosa
Senin, 25 Juni 2012 - 11:00 wib
Pemilukada DKI sudah memasuki masa kampanye. Sebanyak enam kandidat sudah beradu visi dan misi untuk membangun Ibu Kota. Mereka penuh optimisme bahwa Jakarta ke depan akan lebih baik. Berbagai keluhan masyarakat seperti banjir, kemacetan, keamanan, dan kenyamanan, mereka janjikan akan bisa terselesaikan.
Optimisme tentu saja modal penting untuk membangun Jakarta yang sangat komplek dan heterogen. Namun yang tidak kalah penting dalam ajang kompetisi seperti sekarang ini adalah sikap fair dan mengedepankan integritas. Kita semua menginginkan agar gubernur dan wakil gubernur DKI mendatang adalah sosok yang mampu menyelesaikan masalah dan tentu memiliki moralitas.
Dengan harapan yang sungguh besar ini, kiranya perlu dicoba agar Pemilukada DKI ini tidak hanya bisa berlangsung dengan baik, berlangsung dengan jujur, berlangsung dengan damai, tapi juga bisa berlangsung tanpa money politic. Kita ingin melihat Pemilukada DKI bisa menjadi contoh pemilukada-pemilukada di daerah lainnya.
Selama ini masyarakat seringkali mencibir pelaksanaan Pemilukada. Sebab, pemilukada seringkali menunjukkan wajahnya sebagai ajang transaksi politik. Tidak hanya itu praktek money politic yang begitu kentara membuat sebagian masyarakat menjadi antipati. Jika budaya ini terus dipertahankan, maka persoalan kapital akan merusak aspek moralitas. Padahal yang sebenarnya diinginkan adalah moralitas ini akan makin baik jika didukung dengan kapital (modal) yang mencukupi.
Genderang kampanye sudah ditabuh. Optimisme pun sudah dikibarkan. Kini saatnya kita melihat bagaimana para kandidat bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi proses pemilukada yang jujur dan bermartabat. Sudah saatnya Pemilukada dijadikan ajang pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat. Bukan malah sebaliknya, Pemilukada menjadi sejarah kelam pada proses politik di tingkat lokal maupun nasional.
Untuk para kandidat, selamat berjuang merebut hati warga Jakarta. Semoga di tangan Anda semua, Jakarta akan semakin baik.
Optimisme tentu saja modal penting untuk membangun Jakarta yang sangat komplek dan heterogen. Namun yang tidak kalah penting dalam ajang kompetisi seperti sekarang ini adalah sikap fair dan mengedepankan integritas. Kita semua menginginkan agar gubernur dan wakil gubernur DKI mendatang adalah sosok yang mampu menyelesaikan masalah dan tentu memiliki moralitas.
Dengan harapan yang sungguh besar ini, kiranya perlu dicoba agar Pemilukada DKI ini tidak hanya bisa berlangsung dengan baik, berlangsung dengan jujur, berlangsung dengan damai, tapi juga bisa berlangsung tanpa money politic. Kita ingin melihat Pemilukada DKI bisa menjadi contoh pemilukada-pemilukada di daerah lainnya.
Selama ini masyarakat seringkali mencibir pelaksanaan Pemilukada. Sebab, pemilukada seringkali menunjukkan wajahnya sebagai ajang transaksi politik. Tidak hanya itu praktek money politic yang begitu kentara membuat sebagian masyarakat menjadi antipati. Jika budaya ini terus dipertahankan, maka persoalan kapital akan merusak aspek moralitas. Padahal yang sebenarnya diinginkan adalah moralitas ini akan makin baik jika didukung dengan kapital (modal) yang mencukupi.
Genderang kampanye sudah ditabuh. Optimisme pun sudah dikibarkan. Kini saatnya kita melihat bagaimana para kandidat bisa menciptakan suasana yang kondusif bagi proses pemilukada yang jujur dan bermartabat. Sudah saatnya Pemilukada dijadikan ajang pembelajaran politik yang baik bagi masyarakat. Bukan malah sebaliknya, Pemilukada menjadi sejarah kelam pada proses politik di tingkat lokal maupun nasional.
Untuk para kandidat, selamat berjuang merebut hati warga Jakarta. Semoga di tangan Anda semua, Jakarta akan semakin baik.
0 komentar:
Posting Komentar